Friday, June 26, 2009

Dwiko ke Balikpapan

Teman-teman/sobat/sohib sekalian,

Tanggal 24 s.d. 27 Juni 2009 aku mendapat tugas ke balikpapan. Kesempatan ini kumanfaatkan bertemu dan kumpul-kumpul dengan saudara-saudaraku yang berada di Balikpapan (Iwan, Rusman dan Ratno). Termasuk sohib yang khusus datang dari Samarinda (Toyo).

Mengingat kegiatan dinasku dilaksanakan seharian penuh (dari pagi sampai jam 7.30 malam) jadi kami baru bisa ketemuan setelah jam itu (malam). Pertemuan diisi dengan acara makan malam dan ngobrol-ngobrol di kamar hotel (Bahtera).

Pada malam tgl 24 Juni 2009, yang datang duluan yaitu Iwan dan Rusman kemudian menyusul Ratno. Kami makan malam di food court Balikpapan Center. Kami makan sambil ngobrol ngalor ngidul. Kalo diitung-itung, justru lama ngobrolnya daripada makannya sampai food court sepi karena pengunjung lain sudah pergi.

Pada malam tgl. 25 Juni 2009, Toyo didampingi dengan anaknya datang dari Samarinda dijemput oleh Ratno di terminal. Acara kami awali dengan makan malam di rumah makan samping kiri hotel (sebelah kiri KFC). Rumah makan sea food. Selesai makan, Toyo (+ anaknya/cahyo) dan Ratno pamit dulu sebentar dulu ngedrop barang dan ngantar cahyo. Setelah itu kembali lagi ke hotel. Iwan dan Rusman datang bergabung. Malam itu kami habiskan dengan ngobrol bareng (he he he, emangnya nonton bareng). Ngobrol macem-macem, baik tentang teman-teman SMA dulu maupun tentang isu yang sedang ngetrend belakangan ini. Tak terasa waktu sampai menunjukkan jam 1 dinihari. Iwan, Rusman dan Ratno pamit pulang. Toyo kutahan untuk nginap di hotel. Karena ada hal-hal khusus yang ingin kami bicarakan (rahasia nih!).

Malam tanggal 26 Juni 2009, hanya Toyo dan Ratno yang datang. Itupun sudah hampir jam 9 malam mereka baru datang. Malam itu acara kami buka dengan makan sate gak jauh dari hotel. Sambil ngobrol ini - itu. Selanjutnya kami muter-muter kota Balikpapan sebentar, habis itu langsung meluncur kembali ke hotel. Pengaruh sate demikian dahsyatnya, begitu masuk kamar hotel Toyo dan Ratno langsung ambruk di tempat tidur. Tidur dengan posisi 69 (hus...jangan punya pikiran yang nggak-nggak ya, maksudnya tidurnya yang satu kepalanya disisi kiri tempat tidur, yang satu kepalanya disisi kanan). Sambil setengah ngantuk kami ngobrol dan cerita-cerita lagi. Sampai hampir jam 12 malam, kuminta mereka nginap di hotel aja. Supaya cukup tidur bertiga, springbed susunnya kami pisah (turunkan ke lantai). Jadi bisa lega. Kami tertidur lelap sampai pagi. Paginya, setelah mandi, berseka dan sebagainya, Toyo dan Ratno pamit pulang.

Jadi malam terakhir acaranya adalah SATE FAREWELL PARTY DAN BOBOK BARENG.

Yang bobok bareng tolong jangan dikonotasikan dan dibayangkan yang macem-macem ya.

Nah, dibawah ini sedikit moment-moment yang sempat kami abadikan: 



Di kamar hotel. Dari kiri ke kanan, Dwiko, Iwan, Ratno dan Rusman

Sedang akses internet untuk upload foto-foto ke weblog.


Sate Farewell Party

(Sesuai dengan permintaan Kochis via Toyo, pada foto-foto di atas aku tidak pake topi. Jadi tidak ada rekayasa disini. Pure. Tidak melalui editing Photoshop atau yang sejenisnya. Oya cuma diresize aja biar gak berat uploadnya.)

Pada kesempatan ini, aku mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Iwan, Rusman, Ratno dan Toyo yang telah mengunjungi dan menemaniku dari malam pertama datang ke Balikpapan sampai malam terakhir. Semoga kebaikan kalian mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah Swt. Amin. (doa seorang musafir). Terutama Toyo yang khusus datang dari Samarinda.

Salam,

Dwiko


Wednesday, June 24, 2009

Kunjungan Samarinda










Selamat hari baru semuanya.... i love monday cie

Alhamdulillah acara sederhana makan siang bersama di tempat ku berlangsung lancar, tim yang pertama memasuki tempat acara adalah Hadiah beserta suami dan anaknya yang nomor dua setelah ngambil raport dan jemputin Nurung dan anaknya. Kedatangan mereka sempat bikin kaget tuan rumah karena lebih awal dari jadwal sementara sajian belum lengkap tersedia. Kemudian disusul oleh om Tius setelah itu rombongan dari Bontang dengan formasi tempur lengkap, tapi minta dipandu jalan arah ke rumahku karena belum pernah.

Kurang lebih jam duabelas acara makan baru dimulai sambil menunggu yang lain, kebat kebit juga nunggu reaksi para wisatawan kuliner...ternyata taste hidangannya bisa diterima, satu persatu hidangan berpindah ke piring, dari nasi (wajib), sayur daun labu (pesticide free), udang goreng tepung, patin sungai masak kuah pindang dan baung salai kuah santan pedas dan kerupuk serta tentu saja sambal terasi racikan rahasia Nurhasanah.  

Setelah etape pertama hampir rampung bersantap datang om Madan naik motor kawak ninja 250cc kesayangannya sendirian... karena motornya tidak didesain untuk berboncengan. Om Hevlin, istri dan ketiga anaknya mohon pamit duluan karena mau ke balikpapan.. Ketika mengantar om Hevlin dan keluarganya. .eh muncul Om Ciput dan tante Jamai dan ketiga anaknya ditambah acil Nani...dua keluarga itu sempat bersalam-salaman. menyusul Keluarga Diah mohon pamit...yang tertinggal om Ciput, Jamai, Nani, Madan dan Nurung semuanya mantan satu ce (esempe gunung belah) obrolan cukup lama berlangsung sambil menunggu Elvina yang janjinya akan datang sekitar jam duaan..sampai lewat jam duaan yang ditunggu batal datang, lewat telpon Elvina mengkonfirmasi ke Nurung kalau acara yang diikutinya belum rampung dan dia tidak bisa meninggalkan tempat. Dan Nurungpun batal memenangkan taruhan tiket Tarakan-Balikpapan pp. 

Acil Rusmani nggak bisa datang karena ada urusan penting dengan anaknya demikian jua dengan sida Novi Tenggarong, ndik dapat sida ke Samarinda. 

Tentang bagaimana rasa hidangan yang tersaji mungkin kita perlu meminta testimoni para tamu yang hadir. mengenai foto foto nanti mungkin dari kamrena I phone Hadiah yang akan di up load juga dari kamdig Hevlin, karena kameraku tertinggal di Balikpapan. Sekian dulu laporan singkat acara silaturahmi penggalangan dukungan untuk reuni 2010.......

Salam buat semuanya,

Toyo



JUMPA BALIKPAPAN









Rekan-rekan, sobat, sohib, dulur, dingsanak.....
                               
Beberapa minggu sebelum tanggal 15 dan 16 mei 2009 terdengar berita kalo Om Eko suyono mau cuti ke Balikpapan dari tempat kerjanya di Afrika Timur di sebuah negara yang tidak  terkenal tapi isi perutnya banyak logam dan batu muliannya..kalo tidak salah dari ceritanya dia, mereka lagi ngerjain instalasi pengolah limbah pertambangan tersebut. Di beberapa fotonya Eko terlihat pekerjaan konstruksi.
                                        
Bertepatan beberapa hari sebelum tanggal yang ditentukan Tante Hetty berkunjung ke Samarinda, sekalian aja diajak ke balikpapan untuk ikut acara makan makan dan kumpul kumpul di rumah Eko. Tadinya acaranya mau hari minggu tanggal 16 tapi tanggal 15 malam kami keburu datang (aku bersama Ratno, Hetty) karena keduluan acara makan makan ya malam itu dengan catatan besok siangnya makan makan lagi dengan pasukan lebih lengkap dengan tambahan Rusmansyah dan Iswanuddin.
                                        
Acara puncaknya hari minggu tanggal 16 siang dengan anggota lengkap Rusman bersama istri dan kedua puterinya, Iswanuddin sendirian, aku, Ratno dan Hetty. Ngobrolnya rame banget sampe ngobrolin rencana reuni kita yang diharapkan mendatangkan banyak manfaat, maka keluarlah usulan bagaimana kalo acaranya diadakan tiga tiga hari setelah lebaran di tahun 2010, menurut obrolan pasti suasananya bening banget sekalian kita berhala bil halal plus acara acara lainnya yang kita sepakati tidak formal tapi penuh amal.
                                            
Nah di foto itu terlihat betapa sudah tidak simetrisnya lagi bentuk tubuh para 40 and above, tapi begitulah gambar yang sebenarnya. Mudahan banyak yang bisa dilihat dan disimak dari foto ini, cerita tentang silaturahim, tentang ancaman penyakit degenaratif para pemilik tubuh tidak simetris, dan yang lainnya terserah yang mengintepretasikan....Salam.
 
 
Salam
 
 Toyo

Friday, February 27, 2009

REPORTASE KUNJUNGAN OM TOYO KE SURABAYA, PASURUAN DAN MALANG

Pemirsa,

Di bawah ini adalah reportase hasil kunjungan Om Toyo pada tanggal 21 dan 22 Februari 2009 ke Surabaya, Pasuruan dan Malang.

Om Toyo tiba di bandara Juanda Surabaya pada tanggal 21 Februari 2009 jam 07.00 Wib. Kami tidak dapat menyambut kedatangan Om Toyo pada saat itu berhubung sedang ada acara di Bank Mandiri Surabaya. Maaf om Toyo ya, terpaksa harus menunggu +/- 2 jam di bandara. Janji deh, lain kali pian kada sampai terlantar seperti itu.

Dari bandara Om Toyo kami bawa ke perumahan Bank Mandiri di Wonocolo Surabaya karena ada beberapa acara yang harus kami ikuti. Lagi-lagi terpaksa Om Toyo harus menunggu sampai acara selesai. Tapi selesai acara tersebut, waktu sepenuhnya kami curahkan untuk melayani Om Toyo. Kami ke Tunjungan Plaza, karena ada janjian dengan seseorang yang akan dipertemukan dengan Om Toyo. Selesai pertemuan tsb, kami langsung meluncur ke Pasuruan.

Sampai di Pasuruan, jam sudah menunjukkan pukul 20.00 wib. Om Toyo kelihatannya lelah sekali. Setelah bebersih badan alias mandi, kami duduk-duduk sebentar ngobrol dengan Om Toyo cerita-cerita yang ringan-ringan. Tak lama kemudian Om Toyo pamit untuk rehat alias tidur.

Besoknya, hari Minggu, pagi-pagi sekali (sekitar jam 07.30 wib) kami meluncur ke arah kotaraya Malang. Sampai di Malang jam 09.00 pagi kami langsung menuju rumah Ibu Srie R.

Di rumah Ibu Srie, kami mengobrol, melepas kangen sambil menikmati Menjes goreng hidangan dari tuan rumah. Wuih enak sekali menjes gorengnya. (Srie masih ada kan menjesnya?)

Tak lama kemudian datang Ibu Fauziah dan keluarga. Ibu Fauziah sangat kaget bertemu dengan Om Toyo, karena penampilannya tidak seperti waktu SMA dulu. Tidak seperti yang dibayangkannya. Kayaknya penampilan Om Toyo tambah keren, kayak big bos gitu loh.

Setelah temu kangen, kami menikmati hidangan makan siang yang telah disiapkan oleh tuan rumah (Ibu Srie). Om Toyo kayaknya nikmat sekali menikmati hidangan tersebut. Tapi menurutku memang enak sih.

Acara dilanjutkan lagi dengan ngobrol-ngobrol sambil cekakak cekikik, terutama Tante Fauziah, ga tahan liat gayanya dan ekspresinya Om Toyo bercerita.

Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 12.00 wib. Kami kayaknya harus pamit kepada saudara-saudara kami yang ada di Malang, karena kami harus segera meluncur ke Surabaya yang perjalanannya +/- 2 jam (kalau lancar) di samping mengingat kemacetan di jalan raya Porong Sidoarjo (lumpur LAPINDO).

Ternyata kekhawatiran kami tidak terbukti, jalan raya Porong Sidoarjo lancar walaupun tidak lancar-lancar amat tetapi kendaraan tetap dapat bergerak lancar. Tidak seperti waktu kami membawa Om Toyo ke Pasuruan pada hari sebelumnya. Kami terjebak kemacetan di jalan raya Porong tersebut selama +/- 1,5 jam.

Lepas dari jalan raya Porong tersebut kami masuk ke jalan Tol Gempol-Surabaya. Ternyata kami disambut oleh hujan yang sangat-sangat lebat sekali. Jarak pandang hanya 1-2 meter. Dan kami putuskan untuk mampir di tempat peristirahatan yang ada di jalan tol tersebut. Di tempat peristirahatan tsb kami duduk-duduk minum teh and makan indomie rebus sambil menunggu hujan reda. Om Toyo juga menikmati kursi pijat listrik (bukan untuk eksekusi lho) selama 15 menit untuk melenturkan lagi otot-otot punggungnya yang kaku katanya. Ga tau mungkin tegang kali (apanya yang tegang?). Tidak terasa kami berada di tempat peristirahatan tersebut selama +/- 1 jam, kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Surabaya.

Perpisahan kami dengan Om Toyo di bandara Juanda dipenuhi rasa haru, karena tidak terasa kunjungan tersebut terasa singkat sekali dan Om Toyo harus kembali ke Samarinda untuk menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari di sana.

Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. (Ha ha, kayak penutupan surat resmi aja).


Mohon maaf pemirsa, kalau perjalanan Om Toyo dari Surabaya ke Pasuruan tidak sempat kami dokumentasikan (ambil gambarnya) karena kami keasyikan saling bercerita.

Dokumentasi baru sempat kami ambil pada waktu kami berada di Malang (di rumah Tante Srie R.)

Kami berpose di ruang tamu rumah Srie R. Tampak disitu (dari kiri ke kanan), Mas Norman (suami Fauziah), Om Toyo (yang keren), Srie R., Fauziah, Erdi (my wife) dan kami sendiri (Dwiko).



Kami waktu makan siang, diapit oleh ibu-ibu. Yang paling kanan, adalah ponakan Om Toyo yang kuliah di Malang (sudah selesai katanya, tinggal nunggu wisuda).



Ngobrol di ruang keluarga rumah Tante Srie.


Lihat tuh gayanya Om Toyo, bak seorang konsultan dan penasehat spiritual. Tante Srie ngelirik ke kamera.

Ini ponakan kita (Rehan, anaknya Fau dan Norman, dan Iqbal, anaknya Srie dan Om Agus (alm)).


Semua in action karena mau diambil gambarnya buat kenangan.


Perpisahan kami dengan Om Toyo di Bandara Juanda Surabaya (yang betul adalah Bandara Juanda Sidoarjo, karena letaknya memang di Sidoarjo). Daah Om Toyo. See you again on the other moment.

Dwiko.