Friday, June 26, 2009

Dwiko ke Balikpapan

Teman-teman/sobat/sohib sekalian,

Tanggal 24 s.d. 27 Juni 2009 aku mendapat tugas ke balikpapan. Kesempatan ini kumanfaatkan bertemu dan kumpul-kumpul dengan saudara-saudaraku yang berada di Balikpapan (Iwan, Rusman dan Ratno). Termasuk sohib yang khusus datang dari Samarinda (Toyo).

Mengingat kegiatan dinasku dilaksanakan seharian penuh (dari pagi sampai jam 7.30 malam) jadi kami baru bisa ketemuan setelah jam itu (malam). Pertemuan diisi dengan acara makan malam dan ngobrol-ngobrol di kamar hotel (Bahtera).

Pada malam tgl 24 Juni 2009, yang datang duluan yaitu Iwan dan Rusman kemudian menyusul Ratno. Kami makan malam di food court Balikpapan Center. Kami makan sambil ngobrol ngalor ngidul. Kalo diitung-itung, justru lama ngobrolnya daripada makannya sampai food court sepi karena pengunjung lain sudah pergi.

Pada malam tgl. 25 Juni 2009, Toyo didampingi dengan anaknya datang dari Samarinda dijemput oleh Ratno di terminal. Acara kami awali dengan makan malam di rumah makan samping kiri hotel (sebelah kiri KFC). Rumah makan sea food. Selesai makan, Toyo (+ anaknya/cahyo) dan Ratno pamit dulu sebentar dulu ngedrop barang dan ngantar cahyo. Setelah itu kembali lagi ke hotel. Iwan dan Rusman datang bergabung. Malam itu kami habiskan dengan ngobrol bareng (he he he, emangnya nonton bareng). Ngobrol macem-macem, baik tentang teman-teman SMA dulu maupun tentang isu yang sedang ngetrend belakangan ini. Tak terasa waktu sampai menunjukkan jam 1 dinihari. Iwan, Rusman dan Ratno pamit pulang. Toyo kutahan untuk nginap di hotel. Karena ada hal-hal khusus yang ingin kami bicarakan (rahasia nih!).

Malam tanggal 26 Juni 2009, hanya Toyo dan Ratno yang datang. Itupun sudah hampir jam 9 malam mereka baru datang. Malam itu acara kami buka dengan makan sate gak jauh dari hotel. Sambil ngobrol ini - itu. Selanjutnya kami muter-muter kota Balikpapan sebentar, habis itu langsung meluncur kembali ke hotel. Pengaruh sate demikian dahsyatnya, begitu masuk kamar hotel Toyo dan Ratno langsung ambruk di tempat tidur. Tidur dengan posisi 69 (hus...jangan punya pikiran yang nggak-nggak ya, maksudnya tidurnya yang satu kepalanya disisi kiri tempat tidur, yang satu kepalanya disisi kanan). Sambil setengah ngantuk kami ngobrol dan cerita-cerita lagi. Sampai hampir jam 12 malam, kuminta mereka nginap di hotel aja. Supaya cukup tidur bertiga, springbed susunnya kami pisah (turunkan ke lantai). Jadi bisa lega. Kami tertidur lelap sampai pagi. Paginya, setelah mandi, berseka dan sebagainya, Toyo dan Ratno pamit pulang.

Jadi malam terakhir acaranya adalah SATE FAREWELL PARTY DAN BOBOK BARENG.

Yang bobok bareng tolong jangan dikonotasikan dan dibayangkan yang macem-macem ya.

Nah, dibawah ini sedikit moment-moment yang sempat kami abadikan: 



Di kamar hotel. Dari kiri ke kanan, Dwiko, Iwan, Ratno dan Rusman

Sedang akses internet untuk upload foto-foto ke weblog.


Sate Farewell Party

(Sesuai dengan permintaan Kochis via Toyo, pada foto-foto di atas aku tidak pake topi. Jadi tidak ada rekayasa disini. Pure. Tidak melalui editing Photoshop atau yang sejenisnya. Oya cuma diresize aja biar gak berat uploadnya.)

Pada kesempatan ini, aku mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Iwan, Rusman, Ratno dan Toyo yang telah mengunjungi dan menemaniku dari malam pertama datang ke Balikpapan sampai malam terakhir. Semoga kebaikan kalian mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah Swt. Amin. (doa seorang musafir). Terutama Toyo yang khusus datang dari Samarinda.

Salam,

Dwiko


Wednesday, June 24, 2009

Kunjungan Samarinda










Selamat hari baru semuanya.... i love monday cie

Alhamdulillah acara sederhana makan siang bersama di tempat ku berlangsung lancar, tim yang pertama memasuki tempat acara adalah Hadiah beserta suami dan anaknya yang nomor dua setelah ngambil raport dan jemputin Nurung dan anaknya. Kedatangan mereka sempat bikin kaget tuan rumah karena lebih awal dari jadwal sementara sajian belum lengkap tersedia. Kemudian disusul oleh om Tius setelah itu rombongan dari Bontang dengan formasi tempur lengkap, tapi minta dipandu jalan arah ke rumahku karena belum pernah.

Kurang lebih jam duabelas acara makan baru dimulai sambil menunggu yang lain, kebat kebit juga nunggu reaksi para wisatawan kuliner...ternyata taste hidangannya bisa diterima, satu persatu hidangan berpindah ke piring, dari nasi (wajib), sayur daun labu (pesticide free), udang goreng tepung, patin sungai masak kuah pindang dan baung salai kuah santan pedas dan kerupuk serta tentu saja sambal terasi racikan rahasia Nurhasanah.  

Setelah etape pertama hampir rampung bersantap datang om Madan naik motor kawak ninja 250cc kesayangannya sendirian... karena motornya tidak didesain untuk berboncengan. Om Hevlin, istri dan ketiga anaknya mohon pamit duluan karena mau ke balikpapan.. Ketika mengantar om Hevlin dan keluarganya. .eh muncul Om Ciput dan tante Jamai dan ketiga anaknya ditambah acil Nani...dua keluarga itu sempat bersalam-salaman. menyusul Keluarga Diah mohon pamit...yang tertinggal om Ciput, Jamai, Nani, Madan dan Nurung semuanya mantan satu ce (esempe gunung belah) obrolan cukup lama berlangsung sambil menunggu Elvina yang janjinya akan datang sekitar jam duaan..sampai lewat jam duaan yang ditunggu batal datang, lewat telpon Elvina mengkonfirmasi ke Nurung kalau acara yang diikutinya belum rampung dan dia tidak bisa meninggalkan tempat. Dan Nurungpun batal memenangkan taruhan tiket Tarakan-Balikpapan pp. 

Acil Rusmani nggak bisa datang karena ada urusan penting dengan anaknya demikian jua dengan sida Novi Tenggarong, ndik dapat sida ke Samarinda. 

Tentang bagaimana rasa hidangan yang tersaji mungkin kita perlu meminta testimoni para tamu yang hadir. mengenai foto foto nanti mungkin dari kamrena I phone Hadiah yang akan di up load juga dari kamdig Hevlin, karena kameraku tertinggal di Balikpapan. Sekian dulu laporan singkat acara silaturahmi penggalangan dukungan untuk reuni 2010.......

Salam buat semuanya,

Toyo



JUMPA BALIKPAPAN









Rekan-rekan, sobat, sohib, dulur, dingsanak.....
                               
Beberapa minggu sebelum tanggal 15 dan 16 mei 2009 terdengar berita kalo Om Eko suyono mau cuti ke Balikpapan dari tempat kerjanya di Afrika Timur di sebuah negara yang tidak  terkenal tapi isi perutnya banyak logam dan batu muliannya..kalo tidak salah dari ceritanya dia, mereka lagi ngerjain instalasi pengolah limbah pertambangan tersebut. Di beberapa fotonya Eko terlihat pekerjaan konstruksi.
                                        
Bertepatan beberapa hari sebelum tanggal yang ditentukan Tante Hetty berkunjung ke Samarinda, sekalian aja diajak ke balikpapan untuk ikut acara makan makan dan kumpul kumpul di rumah Eko. Tadinya acaranya mau hari minggu tanggal 16 tapi tanggal 15 malam kami keburu datang (aku bersama Ratno, Hetty) karena keduluan acara makan makan ya malam itu dengan catatan besok siangnya makan makan lagi dengan pasukan lebih lengkap dengan tambahan Rusmansyah dan Iswanuddin.
                                        
Acara puncaknya hari minggu tanggal 16 siang dengan anggota lengkap Rusman bersama istri dan kedua puterinya, Iswanuddin sendirian, aku, Ratno dan Hetty. Ngobrolnya rame banget sampe ngobrolin rencana reuni kita yang diharapkan mendatangkan banyak manfaat, maka keluarlah usulan bagaimana kalo acaranya diadakan tiga tiga hari setelah lebaran di tahun 2010, menurut obrolan pasti suasananya bening banget sekalian kita berhala bil halal plus acara acara lainnya yang kita sepakati tidak formal tapi penuh amal.
                                            
Nah di foto itu terlihat betapa sudah tidak simetrisnya lagi bentuk tubuh para 40 and above, tapi begitulah gambar yang sebenarnya. Mudahan banyak yang bisa dilihat dan disimak dari foto ini, cerita tentang silaturahim, tentang ancaman penyakit degenaratif para pemilik tubuh tidak simetris, dan yang lainnya terserah yang mengintepretasikan....Salam.
 
 
Salam
 
 Toyo

Friday, February 27, 2009

REPORTASE KUNJUNGAN OM TOYO KE SURABAYA, PASURUAN DAN MALANG

Pemirsa,

Di bawah ini adalah reportase hasil kunjungan Om Toyo pada tanggal 21 dan 22 Februari 2009 ke Surabaya, Pasuruan dan Malang.

Om Toyo tiba di bandara Juanda Surabaya pada tanggal 21 Februari 2009 jam 07.00 Wib. Kami tidak dapat menyambut kedatangan Om Toyo pada saat itu berhubung sedang ada acara di Bank Mandiri Surabaya. Maaf om Toyo ya, terpaksa harus menunggu +/- 2 jam di bandara. Janji deh, lain kali pian kada sampai terlantar seperti itu.

Dari bandara Om Toyo kami bawa ke perumahan Bank Mandiri di Wonocolo Surabaya karena ada beberapa acara yang harus kami ikuti. Lagi-lagi terpaksa Om Toyo harus menunggu sampai acara selesai. Tapi selesai acara tersebut, waktu sepenuhnya kami curahkan untuk melayani Om Toyo. Kami ke Tunjungan Plaza, karena ada janjian dengan seseorang yang akan dipertemukan dengan Om Toyo. Selesai pertemuan tsb, kami langsung meluncur ke Pasuruan.

Sampai di Pasuruan, jam sudah menunjukkan pukul 20.00 wib. Om Toyo kelihatannya lelah sekali. Setelah bebersih badan alias mandi, kami duduk-duduk sebentar ngobrol dengan Om Toyo cerita-cerita yang ringan-ringan. Tak lama kemudian Om Toyo pamit untuk rehat alias tidur.

Besoknya, hari Minggu, pagi-pagi sekali (sekitar jam 07.30 wib) kami meluncur ke arah kotaraya Malang. Sampai di Malang jam 09.00 pagi kami langsung menuju rumah Ibu Srie R.

Di rumah Ibu Srie, kami mengobrol, melepas kangen sambil menikmati Menjes goreng hidangan dari tuan rumah. Wuih enak sekali menjes gorengnya. (Srie masih ada kan menjesnya?)

Tak lama kemudian datang Ibu Fauziah dan keluarga. Ibu Fauziah sangat kaget bertemu dengan Om Toyo, karena penampilannya tidak seperti waktu SMA dulu. Tidak seperti yang dibayangkannya. Kayaknya penampilan Om Toyo tambah keren, kayak big bos gitu loh.

Setelah temu kangen, kami menikmati hidangan makan siang yang telah disiapkan oleh tuan rumah (Ibu Srie). Om Toyo kayaknya nikmat sekali menikmati hidangan tersebut. Tapi menurutku memang enak sih.

Acara dilanjutkan lagi dengan ngobrol-ngobrol sambil cekakak cekikik, terutama Tante Fauziah, ga tahan liat gayanya dan ekspresinya Om Toyo bercerita.

Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 12.00 wib. Kami kayaknya harus pamit kepada saudara-saudara kami yang ada di Malang, karena kami harus segera meluncur ke Surabaya yang perjalanannya +/- 2 jam (kalau lancar) di samping mengingat kemacetan di jalan raya Porong Sidoarjo (lumpur LAPINDO).

Ternyata kekhawatiran kami tidak terbukti, jalan raya Porong Sidoarjo lancar walaupun tidak lancar-lancar amat tetapi kendaraan tetap dapat bergerak lancar. Tidak seperti waktu kami membawa Om Toyo ke Pasuruan pada hari sebelumnya. Kami terjebak kemacetan di jalan raya Porong tersebut selama +/- 1,5 jam.

Lepas dari jalan raya Porong tersebut kami masuk ke jalan Tol Gempol-Surabaya. Ternyata kami disambut oleh hujan yang sangat-sangat lebat sekali. Jarak pandang hanya 1-2 meter. Dan kami putuskan untuk mampir di tempat peristirahatan yang ada di jalan tol tersebut. Di tempat peristirahatan tsb kami duduk-duduk minum teh and makan indomie rebus sambil menunggu hujan reda. Om Toyo juga menikmati kursi pijat listrik (bukan untuk eksekusi lho) selama 15 menit untuk melenturkan lagi otot-otot punggungnya yang kaku katanya. Ga tau mungkin tegang kali (apanya yang tegang?). Tidak terasa kami berada di tempat peristirahatan tersebut selama +/- 1 jam, kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Surabaya.

Perpisahan kami dengan Om Toyo di bandara Juanda dipenuhi rasa haru, karena tidak terasa kunjungan tersebut terasa singkat sekali dan Om Toyo harus kembali ke Samarinda untuk menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari di sana.

Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. (Ha ha, kayak penutupan surat resmi aja).


Mohon maaf pemirsa, kalau perjalanan Om Toyo dari Surabaya ke Pasuruan tidak sempat kami dokumentasikan (ambil gambarnya) karena kami keasyikan saling bercerita.

Dokumentasi baru sempat kami ambil pada waktu kami berada di Malang (di rumah Tante Srie R.)

Kami berpose di ruang tamu rumah Srie R. Tampak disitu (dari kiri ke kanan), Mas Norman (suami Fauziah), Om Toyo (yang keren), Srie R., Fauziah, Erdi (my wife) dan kami sendiri (Dwiko).



Kami waktu makan siang, diapit oleh ibu-ibu. Yang paling kanan, adalah ponakan Om Toyo yang kuliah di Malang (sudah selesai katanya, tinggal nunggu wisuda).



Ngobrol di ruang keluarga rumah Tante Srie.


Lihat tuh gayanya Om Toyo, bak seorang konsultan dan penasehat spiritual. Tante Srie ngelirik ke kamera.

Ini ponakan kita (Rehan, anaknya Fau dan Norman, dan Iqbal, anaknya Srie dan Om Agus (alm)).


Semua in action karena mau diambil gambarnya buat kenangan.


Perpisahan kami dengan Om Toyo di Bandara Juanda Surabaya (yang betul adalah Bandara Juanda Sidoarjo, karena letaknya memang di Sidoarjo). Daah Om Toyo. See you again on the other moment.

Dwiko.

Friday, October 10, 2008

Jejak-Jejak Reuni

Sedikit menambahkan upload dari Om Dwiko dan narasinya om Haryanto; berikut ini kisah ketemuan dari JKT-BPN-SMD hingga TRK; ada suka dukanya, namun lebih dominan sukanya; besok minggu mau kami kedatangan tamu lagi, masih dalam suasana Halal bi Halal; acaranya di rumah, JKT member only; rencananya PB sekeluarga, Sa'adiah sekeluarga, dan bang Ucup Arab; Norta masih tentative, malah mau ngajak nonton bareng "Laskar Pelangi", yang sayangnya sudah kami lihat sekeluarga. Film yg bagus, tidak seperti film komersial lainnya. Based on novelnya Andrea Hirata. Udah pada baca belon? Two thumb up buat novelnya. Kalo mau nonton, baca novel dulu. Jadi buat bu Guru Diah, itu buku kudu dibaca tuntas ya? Sayang dibawa jauh-jauh naek motor dari JKT, sampe keserempet segala. Baca ya? Ntar laporin deh tanggapanmu utk isi novelnya.

Rekam Jejak Reuni ini sbb:

1. Pertemuan di Perwakilan Kaltim, Selasa 23 September 2008, Jakarta; hadir PB, Arifuddin, Ucup, Kochis dan Linda (yg lagi motret)


2. Balikpapan Night Stop, Kamis 25 September 2008; nah ini midnight party di BPN; Iwan Goyang, Kochis, Rusmansyah


3. Buka Puasa Bersama Jum'at 26 September 2008, Hadiah Palace, Samarinda; yg datang: Elfina, Tius, Dina, Iskandar, Iwan Goyang, Kochis (as guest), Hadiah sekeluarga.



4. Samarinda 2nd stage, dateng kemaleman, masih Jum'at 26 September 2008: Toyo, plus bang Madan; beserta keluarga


5. Kongkow2, Sabtu 4 Oktober 2008, di Kadir Residence, Tarakan; yang dateng agak banyakan: Teteh Hetty, Jeng Eka, mbak Endang, Bu Guru Hadiah, Hj. Elfina, Aho (Hendy's wife), Mustafa Manase (adiknya Amir Manase), Arifuddin, Haryanto, Taqwim, Nurkhan, Bos Kadir, Zulfikar, Bos Hendy, Pak Polisi Hadi Sutrisno, dan Om Ratno; seru juga yakk...


OK, this is end of reporting....see on next meeting.


Karawaci, 11 Oktober 2008

Kochis


Thursday, October 9, 2008

Reuni Tarakan



































































Malam ahad lalu (red. 4 Oktober 2008), kami ....... Hendy, Nurkhan, Kadir, Ratno, Adi Sutrisno "Polisi", Zulfikar, Taqwim, Mustafa Dg Mannase, Bang Jali, Arifuddin, Endang, Eka Pujasari, Elvina, Hadiah, istrinya Hendy & Zul, Hetty ....... kami kumpul di rmh Kadir.

Seperti biasa .... rame, ribut ! masing2 dg cerita terbaiknya ....... ada cerita dari saudara2 kita yang sedih utk di dengar (.... smoga ybs tabah) dan lebih banyak crita seru, menyenangkan utk disimak ........

Habis itu .. kami ditraktir makan roti canai di Bilkas di bilangan Gusher .... wuih, enak kali. Apa krn gratis ya ? jadi bisa makan banyak nda mikirin bayar.

Ada yg lupa ..... saat foto bareng, spt biasa ngatur posisi aja gampang2 susah ........ tapi itu tuntas saat Hadiah turun tangan ! sampe ada yg nyeletuk ....... nda hilang bawaan 'diah sjak dulu. Oh ya foto2 nya dipegang Hendy & bang Jali.

Nda kerasa ... usia kita udah pada 40' an, sdh tua ...... Salam utk semua, dari kami.

Waassalam,
Haryanto

Tuesday, September 23, 2008

Jakarta Jam Session 2008


Halah, udah jam 00:30 neh; tapi mau report hasil Jam Session tadi bersama PB, Kang Ucup dan Bang Pudin (Arifuddin). Rame? Tentu. Ya, untung ketemunya malam, kalo siang sudah kena traffic.

Acara ketemu di setting di Mess Pemda Kaltim, Jl. Kramat II, Kwitang Jakarta Pusat. Para hadirin sangat terbatas karena waktu utk koordinasi juga minim. Para Cewek2 seperti Sa'adiah hanya bisa ngobrol lewat HP, juga dgn si Jumbo Hendy.

Trus, makan2 di Soto Ambengan style kaki lima, yg direkomendasi oleh Festival Jajanan Bango tempo hari.

Gambarnya kurang tajam karena diambil tergesa-gesa dgn kamera murahan. Tapi udah kebayang tokoh-tokohnya dari kiri ke kanan sbb. KANG UCUP, ARIFUDDIN, KOCHIS, dan PB.


Demikian reportase kali ini.

Tuesday, September 2, 2008

Reuni Kecil tapi Heboh......di Samarinda!!!

















Acara reuni teman-teman kita yang ada di Samarinda.
Menjelang bulan Puasa Ramadhan tahun 2008.
Berdiri: TOYO, JUNAID, TIUS.
Duduk: IYUS, HETTY, HADIAH.

Wednesday, August 27, 2008

Nampang sebentar di Pameran Flora & Fauna


Ini gambar diambil baru2 saja waktu passing di pameran Flora dan Fauna Agustus 2008 di Lapangan Banteng; klip diambil via HP jadi gambarnya default. Kagak pake professional camera.

Diantara canda tawa teman2 terbaik




Ini foto jadul aku upload ulang karena pernah aku kirim ke beberapa rekan; sorry utk yg sudah pernah liat. Tapi foto kenangan ini mengingatkan kembali bahwa aku beruntung pernah berada di tengah2 teman yg saling menyayangi. Dalam gambar tersebut masih bersama-sama dengan almh. Nana (Nurliana). Ada perasaan sedih karena kita pernah punya penyanyi mungil yg merdu. Versi lengkapnya bila ditarik kilas baliknya adalah sbb:

1. Elly Cong, teman sebangku Linda; sekarang jadi pengusaha bahan material dan toko obat di Toli2. Punya 3 anak, yg terbesar bahkan kuliah di Cina, jurusan kedokteran. Yang kedua masuk sekolah SMA di Malang. Istri yg tercinta dari suami yg bernama Fendi. Mudah2an selalu bahagia bersama keluarganya di Toli2. Pernah aku buat nangis di kelas, sampai2 uang tabungan sekolah terpaksa ku belikan kaset buat hadiah ultah doi (untuk ini cuma gw yg kasih tau). Aku juga punya kaset yg sama, tapi menghilang entah kemana. Salah satu lagu pertama dari side A aku masih hapal dan tidak akan pernah aku lupa; berkisah ttg seorang pria yg putus harapan karena loss job, kekasihnya dgn sabar menemani tapi sang pria tetap lost in mind dan doyan mabok; kesadaran baru tiba setelah sang kekasih meninggal dunia. Dan pria ini baru nyadar bahwa orang yg selama ini paling dikasihinya telah berpulang dan tak akan kembali, hingga akhirnya menginspirasi lahirnya lagu ini, sebagai lagu satu2 yg dinyanyikan sang pria yg aslinya bukan penyanyi tapi menjadi best song di th 80-an. Kalau ada yg berhasil nebak lagu itu dari sinopsisnya bolehlah aku angkat jempol. Btw, lagu itu sangat romantis dan dalam.Sekarang Elly lagi kebingungan karena ujuk2 ditelepon seseorang yg mengaku bernama Eddy, teman lama dan sekarang tinggal di Palu. Aku coba bantu melacak ybs. Moga2 teman lawas beneran karena dulu memang ada Eddy Sukwansyah. Atau Eddy yg lain? Ada clue?

2. Linda, gadis ini udah gw incer dari kelas I-3; tapi memang dasar jago ngebodor; jadinya malah adu ngotot; pada kebesaran ego. Syukur Tuhan di atas sana memberi kesempatan buat mewujudkan hari-hari indah merajut bersama doi sampe sekarang. Ngotot?, jelas masih. Bahkan kadang sampe diem-dieman. Tapi dasar sudah kadung cintrong, selalu happy ending. Dan masih pacaran sampe sekarang. Kalo Sabtu atau Minggu, kita berdua dan hanya berdua boncengan naek motor, paling bawa yg kecil. Ya cari kuliner yg enak sesuai advis dari http://www.jalansutra.com/; makanya kemaren menyempatkan utk datang di festival jajanan kecap bango. Minggu kemaren lagi nyoba naik kereta api dari TNG-JKT, dan ke pameran flora-fauna 2008 di lapangan banteng. Ingat dulu ketemu jeng Sa'adiah dan suaminya, secara jarak sih memang deket dgn kantor mas Giono, di Pertamina pusat. Entah besok Minggu gw gak bisa menemani doi, karena ada gathering dari kantor di Lembang Bandung. Syaratnya kagak boleh bawa keluarga. Pengennya nggak ikutan. Tapi nanti kuatir di cap macam-macam ya terpaksa kali ini gw jalan sorangan. Bakalan kangen berat.

3. Ipau, kebetulan dalam foto itu kami berkumpul di rumah Ipau. Karena ingin menyambut teman kita yg di Akmil, Malwi Sulardi (kakak kelas). Ipau orangnya rame, agak extrovert dan sangat cerewet; kadang sangat perasa, juga begitu menghormati orang tua. Sebenarnya hatinya baik, cuma kagak pernah baikan sama gw. Sekarang doi bersama suaminya Norman telah kembali ke Malang bersama dua putri dan putranya, kampung halaman kedua setelah Tarakan. Agak menyesal karena harus meninggalkan Batam yg menjadi bagian meretas kehidupan. Apalagi meninggalkan 'mangga manalagi' yg sengaja dulu aku dan Linda bawa bibitnya ke Batam buat ditaman di depan pekarangan rumah mereka di Tiban Permai, Batam. Entahlah apakah mau bertani lengkeng?, yang jelas alasan ke Malang juga lebih pada mendekatkan keluarga besar suami. Ok deh, sekalian menemani jeng Sri yang kesepian di Taman Agung Malang. Sampe sekarang atribut cerewet gak pernah lepas dari doi. Tapi semoga beliau menemukan kedamaian di Malang, bersama keluarga tersayang.

4. Loddy, ini kelua kelas yg rada sableng. Aku paham luar kepala. Cuek, agak introvert. Tapi jangan kira, intelegensinya patut dibanggakan. Ketularan doyan Kho Ping Ho. Masih member 'The Menyun', aliansi orang2 aneh yang cenderung phobia thd makhluk yg namanya cewek. Kumpulan orang2 yg punya hati, namun tidak kuasa mengutarakannya. Bermarkas di Strat Buntu. Pernah kuliah di Untag, bersama-sama di Surabaya dengan Taufiqurrahim, anak Selumit yg juga nyasar kuliah Hukum semata-mata mau mencari pembenaran atas tindakannya yg sering menyiasati hukum. Memang dari golongan orang2 berpikiran terbalik. Namun kini jadi enterpreneur handal. Tahan uji. Yang bahkan mau kembali ke Turki bulan depan bersama istri tercinta. Rupanya mau nyepi Ramadhan disana.

5. Madan, ini orang satu agak unik. Akhirnya memilih jalan menjadi pebisnis juga, tempaan alam. Kuliah selesai atau nggak gak jadi soal. Banyak kisah sukses tidak berbanding lurus dgn keberhasilan di bangku kuliah. Standar hidup doi cukup tinggi. Dan mestinya bersyukur diberi pendamping Sri Murni yang luar biasa sabar. Toyo aja bilang kalau bukan 'Murni', maka Madan bakalan gak seperti ini endingnya. Cuma sekali ketemu aku di SMD, dulu banget, waktu masih kuliahan. Ok lah, aku doakan kamu tetap sukses dengan bisnis yg kamu garap. Dan tetaplah setia pada kawan2mu. Toyo mungkin bisa jadi penasehat terbaik buatmu. Aku yakin itu. Biar rada sableng, tapi otaknya kadang brilian.

6. Rudi, sekarang ngendon di Nunukan. Juga punya firma bersama teman2nya. Salah satu teman yg meretas sukses dari bawah. Aku pesankan juga agar tidak terpacing bermain yg tidak patut, karena semuanya juga akan kita pertanggungjawabkan bersama. Salam sukses saja buat Nunukan. Sekarang mendapat rekanan baru, si Jumbo Hendy punya proyek di Nunukan. Nah, bisa ngobrol bareng lagi dan cerita2 ttg Yogya tempo lawas.

7. Haryanto, sosok idealis sampai sekarang. Tidak pernah luntur integritasnya. Malah semakin kuat. Punya misi dan tujuan hidup yg cukup membanggakan. Dan berjanji akan menjaga hutan demi anak dan cucu kita. Salut deh buat doi. Tetaplah dalam kiprahmu. Semoga menjadi ladang amal buatmu. Sayang kamu agak pasif di milis. Atau kamu sedang tertawa-tawa membaca tulisan ini? Kalau sempat tulislah mengenai hutan mangrove atau ttg pesisir utara kalimantan yg hampir rusak dijarah petambak pendatang. Kami selalu rindu menanti kisahmu.

8. Hadiah, sebuah kejutan kecil buat kita. Bagaimana mungkin gadis manis, kecil dan mungil yg bersuara merdu itu bisa mambaktikan hidupnya menjadi orang yg paling mulia, guru? Two thumb up buat mu jeng. kami semua akan selalu menyayangi mu entah sampai dimana, sepanjang kamu curahkan ilmu demi ilmu, dan sabar demi sabar untuk membangun kepercayaan diri siswa2mu. Karena dulu, konon, aku pernha punya impian juga menjadi pendidik. Tapi sekarang pun aku akan punya peran pendidik, setidaknya rumah tanggaku. Bah, mestinya testimoni ini lebih tepat aku tulis di blog keluarga. Sayang belum sempat kegarap, kudu berantem sama anak. Ok lah, asal mereka lebih berhasil nanti di dunia maupun akheratnya. Amien.

9. Kasbariah, the last but not least. Ibu haji yang alim ini sekarang mengemban tugas sebagai Lisda-nya Tarakan. Setingkat manager. Seorang istri yg saleh dari bang Ramli yg beruntung menyuntingnya. Punya panggilan sayang "Betje'"; Kasba lebih memilih menimba ilmu di fakultas hukum di UMI Makassar yg punya reputasi tukang demo nomor wahid, malah menjadikannya bijak. Masih suka nyeletuk dan canda yg khas Kasba tidak pernah hilang. Coba saja kalo ketemu. Cadel dgn dialek Ujung Pandang membuat ibu dua putra ini bisa meraih posisi dan mendapat kepercayaan didinasnya. Ya, tetaplah istiqomah, semoga makin bijak. Selami hati manusia, karena mereka tidak hanya terdiri dari darah dan daging, tapi mereka punya hati.

10. Nana, harus tetap aku ceritakan. Mungil, lucu, spontan, kadang meledak-ledak. Siapa nyana doi menyimpan misteri penyakit yg mematikan, Leukemia kalau tak salah.
Syukurlah kami masih punya gambarmu. Kami ingin bisa menjumpaimu nanti di surga. Dan kami kangen banget sama kamu. Tolong nyanyikan satu bait lagu bila kita jadi bertemu. Janji. Hiks.

11. Nurung, pertama ini orang agak liar; komplotan biang kerok. Lama-kelamaan ke'karib'an perlahan merekat diantara kita. Tapi kamu masih sering "KB" (Karung Basah alias kabar bohong), terakhir ngerjain aku waktu kamu datang ke JKT. Ya sudahlah, tapi kan bonus iga bakar itu cukup setimpal. OK, success for your business. Ternyata kalo sudah punya anak baru kerasa, jadi possesif dan over protection.

Ada juga yang lainnya, seperti Boddy Kiswanto, sekarang doi masih jadi arek Suroboyo, bareng Anira dan Taufiqurrahim; juga ada Om Malwi, yg hari itu didaulat jadi maskot. Kemudian Dina, Kan rumah sendiri. Terus tuan Guru Kadir juga hadir. Yang lain jangan marah kalau lupa kesebut.

(Diedit ulang, demi menjaga hati dan atas permintaan ybs)


Jabat erat,

Kochis

Festival Jajanan Bango





Sesuai janji daku mau bagi kisah di festival makanan enak di Senayan kemarin; baru sempat sedikit-sedikit karena gambarnya banyak dak agak kesulitan menanmpilkan yg paling representative. Ada beberapa yg special, ada juga yg sangat-sangat special.

Kami sendiri lebih memilih Soto Ambengan, disamping kangen dengan Surabaya juga memang dasarnya mau cari yg berkuah.

Secara keseluruhan sotonya muanteb banget; dari rumah sengaja kagak makan secuil pun, rencana tsb agak buyar karena jam 09.00 perut sudah menagih utk segera direfill. Sementara bau wangi seputar stand jajanan makin gila menggoda hidung. Alhasil dgn sedikit manyun tunggu sampe semua persiapan kelar. Beberapa stand sudah mulai dikerubuti pengunjung. Ada es goyang, ada Mie Jawa Benhil, ada martabak Kubang, Lalu Pempek @bing. Banyak keluarga mengajak anggotanya pelesiran kuliner dimari. Rata-rata perawakannya bongsor, tampak sekali kalau sangat memanjakan lidah. Padahal porsi kita juga gak gede-gede amat.

Session pertama soto, sudah; score 9 (dalam skala 0-10). Terus cari pelepas dahaga, pilihan jatuh pada Ice Cream Ragusa, kemasannya imut, harga lumayan edan 10rb. Tapi rasanya sangat-sangat manthab; sepertinya kualitas bahan sangat memadai. Tapi agak menyesal juga tidak nyoba es durian dari bandung. Kelihatan banget uenaknya. Satu porsi 15rb, dan kita Cuma dapat menyaksikan wajah-wajah puas bagi yg mencicipinya.

Festival Jajanan bango kemarin mengambil areal persis di depan Stadion Senayan, lebih kurang satu setengah hektar. Aku perkirakan ada seratusan stand. Thema kali ini adalah menampilkan jajanan yg favorit di JABOTABEK. Dan ada satu kriteria lagi bahwa jajanan yg tampil adalah masih dalam jangkauan kantong masyarakat kebanyakan. Tidak heran apabila yg pada tampil sebagian besar berupa rombong-rombong gerobak. Ada bakso ceker, ada gabus pucung, ada sate bang Tohir Pasar Minggu, ada mie bloon (?), ada ayam taliwang, tahu dan mendoan juga ada, terus martabak, iga bakar, mie jawa, mie aceh, nasi goreng gila, nasi edan, nasi uduk, kerak telor, RM Pelangi Makassar, bubur Pontianak, bubur Manado, rica-rica, asinan betawi, kikil sapi pak said, gado-gado BonBin, nasi ulam bu Yoyo, dsb, dsb.

Berikut ada beberapa ganbar yg coba aku muat, entah bisa masuk atau nggak, soalnya tulisan ini aku edit pake word.
Ini adalah suasana pukul 09.00 pagi, tahap persiapan. Pengunjung sudah ratusan, termasuk kami yg sedang berlapar-lapar.

Cuaca cukup terik, pastinya memang begitu utk bulan-bulan ini, menurut wetonnya ya demikian.

Sarapan pagi terpaksa dijabanin pake bakwan telor puyuh. Kan biasanya ada udang nangkring di atasnya, tapi ini telor puyuh, dan adonan tahunya sangat lembut serta pecah di lidah. Score 8 (dari skala 0-10), rasa enak, tapi harga merusak.

Gambar berikut ini adalah mbak-mbak yg gak sabaran antre di mie aceh Benhil. Kami sendiri gak nyoba karena kesimpulan kami ya seperti lain-lain mie mungkin beda pada kuah dan penyajian serta asesorisnya. Tapi kalau ada kesempatan pengin juga main2 ke Benhil dan makan se porsi mie aceh.


Nampak sekali kalau para pengunjung sangat menikmati jajanan yang tersaji rapi dan sangat berkualitas. Nanti bila ada acara sejenis aku akan infokan ke milis, siapa tahu ada yg berminat ke Jakarta khusus buat kuliner.

Nah, yg cukup panjang antreannya adalah di stand iga bakar. Biasanya disamping enak, porsinya besar-besar, dan harganya seimbang. Tidak seperti di Pekan Raya Jakarta, harganya minta ampun dan rasanya gak karuan.

Demikian dulu laporan dari reporter dadakan.

Salam buat semua,
Trisna Hermana
(Dicopy paste tanpa editan dari milis, lagi males.com)