Wednesday, August 27, 2008

Nampang sebentar di Pameran Flora & Fauna


Ini gambar diambil baru2 saja waktu passing di pameran Flora dan Fauna Agustus 2008 di Lapangan Banteng; klip diambil via HP jadi gambarnya default. Kagak pake professional camera.

Diantara canda tawa teman2 terbaik




Ini foto jadul aku upload ulang karena pernah aku kirim ke beberapa rekan; sorry utk yg sudah pernah liat. Tapi foto kenangan ini mengingatkan kembali bahwa aku beruntung pernah berada di tengah2 teman yg saling menyayangi. Dalam gambar tersebut masih bersama-sama dengan almh. Nana (Nurliana). Ada perasaan sedih karena kita pernah punya penyanyi mungil yg merdu. Versi lengkapnya bila ditarik kilas baliknya adalah sbb:

1. Elly Cong, teman sebangku Linda; sekarang jadi pengusaha bahan material dan toko obat di Toli2. Punya 3 anak, yg terbesar bahkan kuliah di Cina, jurusan kedokteran. Yang kedua masuk sekolah SMA di Malang. Istri yg tercinta dari suami yg bernama Fendi. Mudah2an selalu bahagia bersama keluarganya di Toli2. Pernah aku buat nangis di kelas, sampai2 uang tabungan sekolah terpaksa ku belikan kaset buat hadiah ultah doi (untuk ini cuma gw yg kasih tau). Aku juga punya kaset yg sama, tapi menghilang entah kemana. Salah satu lagu pertama dari side A aku masih hapal dan tidak akan pernah aku lupa; berkisah ttg seorang pria yg putus harapan karena loss job, kekasihnya dgn sabar menemani tapi sang pria tetap lost in mind dan doyan mabok; kesadaran baru tiba setelah sang kekasih meninggal dunia. Dan pria ini baru nyadar bahwa orang yg selama ini paling dikasihinya telah berpulang dan tak akan kembali, hingga akhirnya menginspirasi lahirnya lagu ini, sebagai lagu satu2 yg dinyanyikan sang pria yg aslinya bukan penyanyi tapi menjadi best song di th 80-an. Kalau ada yg berhasil nebak lagu itu dari sinopsisnya bolehlah aku angkat jempol. Btw, lagu itu sangat romantis dan dalam.Sekarang Elly lagi kebingungan karena ujuk2 ditelepon seseorang yg mengaku bernama Eddy, teman lama dan sekarang tinggal di Palu. Aku coba bantu melacak ybs. Moga2 teman lawas beneran karena dulu memang ada Eddy Sukwansyah. Atau Eddy yg lain? Ada clue?

2. Linda, gadis ini udah gw incer dari kelas I-3; tapi memang dasar jago ngebodor; jadinya malah adu ngotot; pada kebesaran ego. Syukur Tuhan di atas sana memberi kesempatan buat mewujudkan hari-hari indah merajut bersama doi sampe sekarang. Ngotot?, jelas masih. Bahkan kadang sampe diem-dieman. Tapi dasar sudah kadung cintrong, selalu happy ending. Dan masih pacaran sampe sekarang. Kalo Sabtu atau Minggu, kita berdua dan hanya berdua boncengan naek motor, paling bawa yg kecil. Ya cari kuliner yg enak sesuai advis dari http://www.jalansutra.com/; makanya kemaren menyempatkan utk datang di festival jajanan kecap bango. Minggu kemaren lagi nyoba naik kereta api dari TNG-JKT, dan ke pameran flora-fauna 2008 di lapangan banteng. Ingat dulu ketemu jeng Sa'adiah dan suaminya, secara jarak sih memang deket dgn kantor mas Giono, di Pertamina pusat. Entah besok Minggu gw gak bisa menemani doi, karena ada gathering dari kantor di Lembang Bandung. Syaratnya kagak boleh bawa keluarga. Pengennya nggak ikutan. Tapi nanti kuatir di cap macam-macam ya terpaksa kali ini gw jalan sorangan. Bakalan kangen berat.

3. Ipau, kebetulan dalam foto itu kami berkumpul di rumah Ipau. Karena ingin menyambut teman kita yg di Akmil, Malwi Sulardi (kakak kelas). Ipau orangnya rame, agak extrovert dan sangat cerewet; kadang sangat perasa, juga begitu menghormati orang tua. Sebenarnya hatinya baik, cuma kagak pernah baikan sama gw. Sekarang doi bersama suaminya Norman telah kembali ke Malang bersama dua putri dan putranya, kampung halaman kedua setelah Tarakan. Agak menyesal karena harus meninggalkan Batam yg menjadi bagian meretas kehidupan. Apalagi meninggalkan 'mangga manalagi' yg sengaja dulu aku dan Linda bawa bibitnya ke Batam buat ditaman di depan pekarangan rumah mereka di Tiban Permai, Batam. Entahlah apakah mau bertani lengkeng?, yang jelas alasan ke Malang juga lebih pada mendekatkan keluarga besar suami. Ok deh, sekalian menemani jeng Sri yang kesepian di Taman Agung Malang. Sampe sekarang atribut cerewet gak pernah lepas dari doi. Tapi semoga beliau menemukan kedamaian di Malang, bersama keluarga tersayang.

4. Loddy, ini kelua kelas yg rada sableng. Aku paham luar kepala. Cuek, agak introvert. Tapi jangan kira, intelegensinya patut dibanggakan. Ketularan doyan Kho Ping Ho. Masih member 'The Menyun', aliansi orang2 aneh yang cenderung phobia thd makhluk yg namanya cewek. Kumpulan orang2 yg punya hati, namun tidak kuasa mengutarakannya. Bermarkas di Strat Buntu. Pernah kuliah di Untag, bersama-sama di Surabaya dengan Taufiqurrahim, anak Selumit yg juga nyasar kuliah Hukum semata-mata mau mencari pembenaran atas tindakannya yg sering menyiasati hukum. Memang dari golongan orang2 berpikiran terbalik. Namun kini jadi enterpreneur handal. Tahan uji. Yang bahkan mau kembali ke Turki bulan depan bersama istri tercinta. Rupanya mau nyepi Ramadhan disana.

5. Madan, ini orang satu agak unik. Akhirnya memilih jalan menjadi pebisnis juga, tempaan alam. Kuliah selesai atau nggak gak jadi soal. Banyak kisah sukses tidak berbanding lurus dgn keberhasilan di bangku kuliah. Standar hidup doi cukup tinggi. Dan mestinya bersyukur diberi pendamping Sri Murni yang luar biasa sabar. Toyo aja bilang kalau bukan 'Murni', maka Madan bakalan gak seperti ini endingnya. Cuma sekali ketemu aku di SMD, dulu banget, waktu masih kuliahan. Ok lah, aku doakan kamu tetap sukses dengan bisnis yg kamu garap. Dan tetaplah setia pada kawan2mu. Toyo mungkin bisa jadi penasehat terbaik buatmu. Aku yakin itu. Biar rada sableng, tapi otaknya kadang brilian.

6. Rudi, sekarang ngendon di Nunukan. Juga punya firma bersama teman2nya. Salah satu teman yg meretas sukses dari bawah. Aku pesankan juga agar tidak terpacing bermain yg tidak patut, karena semuanya juga akan kita pertanggungjawabkan bersama. Salam sukses saja buat Nunukan. Sekarang mendapat rekanan baru, si Jumbo Hendy punya proyek di Nunukan. Nah, bisa ngobrol bareng lagi dan cerita2 ttg Yogya tempo lawas.

7. Haryanto, sosok idealis sampai sekarang. Tidak pernah luntur integritasnya. Malah semakin kuat. Punya misi dan tujuan hidup yg cukup membanggakan. Dan berjanji akan menjaga hutan demi anak dan cucu kita. Salut deh buat doi. Tetaplah dalam kiprahmu. Semoga menjadi ladang amal buatmu. Sayang kamu agak pasif di milis. Atau kamu sedang tertawa-tawa membaca tulisan ini? Kalau sempat tulislah mengenai hutan mangrove atau ttg pesisir utara kalimantan yg hampir rusak dijarah petambak pendatang. Kami selalu rindu menanti kisahmu.

8. Hadiah, sebuah kejutan kecil buat kita. Bagaimana mungkin gadis manis, kecil dan mungil yg bersuara merdu itu bisa mambaktikan hidupnya menjadi orang yg paling mulia, guru? Two thumb up buat mu jeng. kami semua akan selalu menyayangi mu entah sampai dimana, sepanjang kamu curahkan ilmu demi ilmu, dan sabar demi sabar untuk membangun kepercayaan diri siswa2mu. Karena dulu, konon, aku pernha punya impian juga menjadi pendidik. Tapi sekarang pun aku akan punya peran pendidik, setidaknya rumah tanggaku. Bah, mestinya testimoni ini lebih tepat aku tulis di blog keluarga. Sayang belum sempat kegarap, kudu berantem sama anak. Ok lah, asal mereka lebih berhasil nanti di dunia maupun akheratnya. Amien.

9. Kasbariah, the last but not least. Ibu haji yang alim ini sekarang mengemban tugas sebagai Lisda-nya Tarakan. Setingkat manager. Seorang istri yg saleh dari bang Ramli yg beruntung menyuntingnya. Punya panggilan sayang "Betje'"; Kasba lebih memilih menimba ilmu di fakultas hukum di UMI Makassar yg punya reputasi tukang demo nomor wahid, malah menjadikannya bijak. Masih suka nyeletuk dan canda yg khas Kasba tidak pernah hilang. Coba saja kalo ketemu. Cadel dgn dialek Ujung Pandang membuat ibu dua putra ini bisa meraih posisi dan mendapat kepercayaan didinasnya. Ya, tetaplah istiqomah, semoga makin bijak. Selami hati manusia, karena mereka tidak hanya terdiri dari darah dan daging, tapi mereka punya hati.

10. Nana, harus tetap aku ceritakan. Mungil, lucu, spontan, kadang meledak-ledak. Siapa nyana doi menyimpan misteri penyakit yg mematikan, Leukemia kalau tak salah.
Syukurlah kami masih punya gambarmu. Kami ingin bisa menjumpaimu nanti di surga. Dan kami kangen banget sama kamu. Tolong nyanyikan satu bait lagu bila kita jadi bertemu. Janji. Hiks.

11. Nurung, pertama ini orang agak liar; komplotan biang kerok. Lama-kelamaan ke'karib'an perlahan merekat diantara kita. Tapi kamu masih sering "KB" (Karung Basah alias kabar bohong), terakhir ngerjain aku waktu kamu datang ke JKT. Ya sudahlah, tapi kan bonus iga bakar itu cukup setimpal. OK, success for your business. Ternyata kalo sudah punya anak baru kerasa, jadi possesif dan over protection.

Ada juga yang lainnya, seperti Boddy Kiswanto, sekarang doi masih jadi arek Suroboyo, bareng Anira dan Taufiqurrahim; juga ada Om Malwi, yg hari itu didaulat jadi maskot. Kemudian Dina, Kan rumah sendiri. Terus tuan Guru Kadir juga hadir. Yang lain jangan marah kalau lupa kesebut.

(Diedit ulang, demi menjaga hati dan atas permintaan ybs)


Jabat erat,

Kochis

Festival Jajanan Bango





Sesuai janji daku mau bagi kisah di festival makanan enak di Senayan kemarin; baru sempat sedikit-sedikit karena gambarnya banyak dak agak kesulitan menanmpilkan yg paling representative. Ada beberapa yg special, ada juga yg sangat-sangat special.

Kami sendiri lebih memilih Soto Ambengan, disamping kangen dengan Surabaya juga memang dasarnya mau cari yg berkuah.

Secara keseluruhan sotonya muanteb banget; dari rumah sengaja kagak makan secuil pun, rencana tsb agak buyar karena jam 09.00 perut sudah menagih utk segera direfill. Sementara bau wangi seputar stand jajanan makin gila menggoda hidung. Alhasil dgn sedikit manyun tunggu sampe semua persiapan kelar. Beberapa stand sudah mulai dikerubuti pengunjung. Ada es goyang, ada Mie Jawa Benhil, ada martabak Kubang, Lalu Pempek @bing. Banyak keluarga mengajak anggotanya pelesiran kuliner dimari. Rata-rata perawakannya bongsor, tampak sekali kalau sangat memanjakan lidah. Padahal porsi kita juga gak gede-gede amat.

Session pertama soto, sudah; score 9 (dalam skala 0-10). Terus cari pelepas dahaga, pilihan jatuh pada Ice Cream Ragusa, kemasannya imut, harga lumayan edan 10rb. Tapi rasanya sangat-sangat manthab; sepertinya kualitas bahan sangat memadai. Tapi agak menyesal juga tidak nyoba es durian dari bandung. Kelihatan banget uenaknya. Satu porsi 15rb, dan kita Cuma dapat menyaksikan wajah-wajah puas bagi yg mencicipinya.

Festival Jajanan bango kemarin mengambil areal persis di depan Stadion Senayan, lebih kurang satu setengah hektar. Aku perkirakan ada seratusan stand. Thema kali ini adalah menampilkan jajanan yg favorit di JABOTABEK. Dan ada satu kriteria lagi bahwa jajanan yg tampil adalah masih dalam jangkauan kantong masyarakat kebanyakan. Tidak heran apabila yg pada tampil sebagian besar berupa rombong-rombong gerobak. Ada bakso ceker, ada gabus pucung, ada sate bang Tohir Pasar Minggu, ada mie bloon (?), ada ayam taliwang, tahu dan mendoan juga ada, terus martabak, iga bakar, mie jawa, mie aceh, nasi goreng gila, nasi edan, nasi uduk, kerak telor, RM Pelangi Makassar, bubur Pontianak, bubur Manado, rica-rica, asinan betawi, kikil sapi pak said, gado-gado BonBin, nasi ulam bu Yoyo, dsb, dsb.

Berikut ada beberapa ganbar yg coba aku muat, entah bisa masuk atau nggak, soalnya tulisan ini aku edit pake word.
Ini adalah suasana pukul 09.00 pagi, tahap persiapan. Pengunjung sudah ratusan, termasuk kami yg sedang berlapar-lapar.

Cuaca cukup terik, pastinya memang begitu utk bulan-bulan ini, menurut wetonnya ya demikian.

Sarapan pagi terpaksa dijabanin pake bakwan telor puyuh. Kan biasanya ada udang nangkring di atasnya, tapi ini telor puyuh, dan adonan tahunya sangat lembut serta pecah di lidah. Score 8 (dari skala 0-10), rasa enak, tapi harga merusak.

Gambar berikut ini adalah mbak-mbak yg gak sabaran antre di mie aceh Benhil. Kami sendiri gak nyoba karena kesimpulan kami ya seperti lain-lain mie mungkin beda pada kuah dan penyajian serta asesorisnya. Tapi kalau ada kesempatan pengin juga main2 ke Benhil dan makan se porsi mie aceh.


Nampak sekali kalau para pengunjung sangat menikmati jajanan yang tersaji rapi dan sangat berkualitas. Nanti bila ada acara sejenis aku akan infokan ke milis, siapa tahu ada yg berminat ke Jakarta khusus buat kuliner.

Nah, yg cukup panjang antreannya adalah di stand iga bakar. Biasanya disamping enak, porsinya besar-besar, dan harganya seimbang. Tidak seperti di Pekan Raya Jakarta, harganya minta ampun dan rasanya gak karuan.

Demikian dulu laporan dari reporter dadakan.

Salam buat semua,
Trisna Hermana
(Dicopy paste tanpa editan dari milis, lagi males.com)

Thursday, August 7, 2008

M. Noor Aswan on Journey


Beliau sedang dalam perjalanan dengan pesawat udara untuk suatu misi menuju ke suatu taman, yaitu Jurrasic Park.
Beliau didampingi oleh beberapa orang asisten yang tidak tampak dalam gambar ini, dimana para asisten tersebut mempunyai keahlian masing-masing yang juga sudah tau dengan tugasnya masing-masing di Jurrasic Park nanti dibawah arahan sang Team Leader, yaitu Bpk. M. Noor Aswan.

Kita tunggu saja perkembangan dan hasil dari misi tersebut, nanti.

He.he.he...Om, kalau lagi difoto senyum dikit dong!!!.

Sunday, August 3, 2008

Favourite Girls

Ini salah satu foto favorit ane waktu kami reunian di pantai Glagah, Yogya Selatan, 1986. Shooting di bawah teduhnya nyiur melambai, sekitar pukul 10.00 pagi, menjelang makan siang dengan menu 'ayam bakar'. Yang ternyata sang ayam banyak yang belum matang alias mentah. Waktu itu seekor ayam mesti berdua, jadi saling berpasangan, couple. Tentu gw sama doi. Lodo dgn Hendy, Sri bareng Ipau, si PB bareng Tety, pokoknya masing-masing pilih pasangan. Karena komposisi tidak imbang, banyak pasangan 'gay', lengkapnya 'si agay' lawan 'si agay'.

Banyak kejadian yg menyertai acara di Glagah, salah satu yang bikin sport jantung adalah kenyataan bahwa tenda yg kita pinjam dari PJKA terbakar. kendati tidak parah. Tapi jelas jebol. Negosiasi delivery-nya jadi tugas yg berat.

Dari panti kemudian pasukan dihela ke Magelang untuk berwisata budaya, Candi Borobudur. Bukan main, sebagai anak bangsa masa kini harusnya kita berbangga dengan olah budaya nenek moyang kita. Tidak terbanyangkan batu-batu padas yang keras dapat ditata dan ditatah sedemikian rupa, seolah mahligai para bidadari. Dan kamipun menjadi wisman dadakan, plus kolokan.

Setelah puas menelaah relief Borobudur perjalanan bis dilanjutkan ke Hutan Wisata Kaliurang. Kondisi hutan di lereng Merapi itu kini agak meranggas. Dulu begitu teduh. Pengelolanya kehilangan kreativitas barangkali. Dan karena cuaca menjelang sore, sebagian kabut mulai terlihat di sudut-sudut lembah Merapi. Tapi, pasukan tidak mau kehilangan momen. Sibuk jeprat-jepret dengan kamera yang masih manual. Kalaulah sudah ada kamera digital tentu resolusinya lebih apik.

Akhirnya pasukan resmi dibubarkan di depan Asrama Putri Kersik Luway Yogyakarta, dengan menyisakan kenangan yang tak mungkin terlupa.

Sebuah memoar dari pantai Glagah, 1986.
(Disadur secara bebas dan agak ngawur oleh Kochis)