Friday, February 27, 2009

REPORTASE KUNJUNGAN OM TOYO KE SURABAYA, PASURUAN DAN MALANG

Pemirsa,

Di bawah ini adalah reportase hasil kunjungan Om Toyo pada tanggal 21 dan 22 Februari 2009 ke Surabaya, Pasuruan dan Malang.

Om Toyo tiba di bandara Juanda Surabaya pada tanggal 21 Februari 2009 jam 07.00 Wib. Kami tidak dapat menyambut kedatangan Om Toyo pada saat itu berhubung sedang ada acara di Bank Mandiri Surabaya. Maaf om Toyo ya, terpaksa harus menunggu +/- 2 jam di bandara. Janji deh, lain kali pian kada sampai terlantar seperti itu.

Dari bandara Om Toyo kami bawa ke perumahan Bank Mandiri di Wonocolo Surabaya karena ada beberapa acara yang harus kami ikuti. Lagi-lagi terpaksa Om Toyo harus menunggu sampai acara selesai. Tapi selesai acara tersebut, waktu sepenuhnya kami curahkan untuk melayani Om Toyo. Kami ke Tunjungan Plaza, karena ada janjian dengan seseorang yang akan dipertemukan dengan Om Toyo. Selesai pertemuan tsb, kami langsung meluncur ke Pasuruan.

Sampai di Pasuruan, jam sudah menunjukkan pukul 20.00 wib. Om Toyo kelihatannya lelah sekali. Setelah bebersih badan alias mandi, kami duduk-duduk sebentar ngobrol dengan Om Toyo cerita-cerita yang ringan-ringan. Tak lama kemudian Om Toyo pamit untuk rehat alias tidur.

Besoknya, hari Minggu, pagi-pagi sekali (sekitar jam 07.30 wib) kami meluncur ke arah kotaraya Malang. Sampai di Malang jam 09.00 pagi kami langsung menuju rumah Ibu Srie R.

Di rumah Ibu Srie, kami mengobrol, melepas kangen sambil menikmati Menjes goreng hidangan dari tuan rumah. Wuih enak sekali menjes gorengnya. (Srie masih ada kan menjesnya?)

Tak lama kemudian datang Ibu Fauziah dan keluarga. Ibu Fauziah sangat kaget bertemu dengan Om Toyo, karena penampilannya tidak seperti waktu SMA dulu. Tidak seperti yang dibayangkannya. Kayaknya penampilan Om Toyo tambah keren, kayak big bos gitu loh.

Setelah temu kangen, kami menikmati hidangan makan siang yang telah disiapkan oleh tuan rumah (Ibu Srie). Om Toyo kayaknya nikmat sekali menikmati hidangan tersebut. Tapi menurutku memang enak sih.

Acara dilanjutkan lagi dengan ngobrol-ngobrol sambil cekakak cekikik, terutama Tante Fauziah, ga tahan liat gayanya dan ekspresinya Om Toyo bercerita.

Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 12.00 wib. Kami kayaknya harus pamit kepada saudara-saudara kami yang ada di Malang, karena kami harus segera meluncur ke Surabaya yang perjalanannya +/- 2 jam (kalau lancar) di samping mengingat kemacetan di jalan raya Porong Sidoarjo (lumpur LAPINDO).

Ternyata kekhawatiran kami tidak terbukti, jalan raya Porong Sidoarjo lancar walaupun tidak lancar-lancar amat tetapi kendaraan tetap dapat bergerak lancar. Tidak seperti waktu kami membawa Om Toyo ke Pasuruan pada hari sebelumnya. Kami terjebak kemacetan di jalan raya Porong tersebut selama +/- 1,5 jam.

Lepas dari jalan raya Porong tersebut kami masuk ke jalan Tol Gempol-Surabaya. Ternyata kami disambut oleh hujan yang sangat-sangat lebat sekali. Jarak pandang hanya 1-2 meter. Dan kami putuskan untuk mampir di tempat peristirahatan yang ada di jalan tol tersebut. Di tempat peristirahatan tsb kami duduk-duduk minum teh and makan indomie rebus sambil menunggu hujan reda. Om Toyo juga menikmati kursi pijat listrik (bukan untuk eksekusi lho) selama 15 menit untuk melenturkan lagi otot-otot punggungnya yang kaku katanya. Ga tau mungkin tegang kali (apanya yang tegang?). Tidak terasa kami berada di tempat peristirahatan tersebut selama +/- 1 jam, kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Surabaya.

Perpisahan kami dengan Om Toyo di bandara Juanda dipenuhi rasa haru, karena tidak terasa kunjungan tersebut terasa singkat sekali dan Om Toyo harus kembali ke Samarinda untuk menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari di sana.

Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. (Ha ha, kayak penutupan surat resmi aja).


Mohon maaf pemirsa, kalau perjalanan Om Toyo dari Surabaya ke Pasuruan tidak sempat kami dokumentasikan (ambil gambarnya) karena kami keasyikan saling bercerita.

Dokumentasi baru sempat kami ambil pada waktu kami berada di Malang (di rumah Tante Srie R.)

Kami berpose di ruang tamu rumah Srie R. Tampak disitu (dari kiri ke kanan), Mas Norman (suami Fauziah), Om Toyo (yang keren), Srie R., Fauziah, Erdi (my wife) dan kami sendiri (Dwiko).



Kami waktu makan siang, diapit oleh ibu-ibu. Yang paling kanan, adalah ponakan Om Toyo yang kuliah di Malang (sudah selesai katanya, tinggal nunggu wisuda).



Ngobrol di ruang keluarga rumah Tante Srie.


Lihat tuh gayanya Om Toyo, bak seorang konsultan dan penasehat spiritual. Tante Srie ngelirik ke kamera.

Ini ponakan kita (Rehan, anaknya Fau dan Norman, dan Iqbal, anaknya Srie dan Om Agus (alm)).


Semua in action karena mau diambil gambarnya buat kenangan.


Perpisahan kami dengan Om Toyo di Bandara Juanda Surabaya (yang betul adalah Bandara Juanda Sidoarjo, karena letaknya memang di Sidoarjo). Daah Om Toyo. See you again on the other moment.

Dwiko.